Klenteng Tionghoa

Klenteng adalah sebutan umum sehingga klenteng sendiri terbagi atas beberapa kategori :

- Klenteng berdasarkan umat :
  • Pada masyarakat Konghucu ada disebut Lithang, Ci dan Miao.
  • Pada penganut Taoisme disebut dengan Gong dan Guan
  • Buddhisme menyebut dengan Si dan An
 - Klenteng berdasarkan fungsi :
  • Fungsi ibadah
  • Fungsi sosial masyarakat
  • Fungsi politik
 - Klenteng berdasarkan pemilik :
  • Milik kekaisaran (pejabat)
  • Milik masyarakat
  • Milik pribadi

Klenteng, vihara dan Orde Baru :
Banyak umat awam yang tidak mengerti perbedaan dari klenteng dan vihara. Klenteng dan vihara pada dasarnya berbeda dalam arsitektur, umat dan fungsi. Klenteng pada dasarnya beraritektur tradisional Tionghoa dan berfungsi sebagai tempat aktivitas sosial masyarakat selain daripada fungsi spiritual. Vihara berarsitektur lokal dan biasanya mempunyai fungsi spiritual saja. Namun, vihara juga ada yang berarsitektur tradisional Tionghoa seperti pada vihara Buddhis aliran Mahayana yang memang berasal dari Tiongkok.
Perbedaan antara klenteng dan vihara kemudian menjadi rancu karena peristiwa G30S pada tahun 1965. Imbas peristiwa ini adalah pelarangan kebudayaan Tionghoa termasuklah itu kepercayaan tradisional Tionghoa oleh pemerintah Orde Baru. Klenteng yang ada pada masa itu terancam ditutup secara paksa. Banyak klenteng yang kemudian mengadopsi nama Sansekerta atau Pali, mengubah nama sebagai vihara dan mencatatkan surat izin dalam naungan agama Buddha demi kelangsungan peribadatan. Dari sinilah kemudian umat awam sulit membedakan klenteng dengan vihara.
Setelah Orde Baru digantikan oleh Orde Reformasi, banyak vihara yang kemudian mengganti nama kembali ke nama semula yang berbau Tionghoa dan lebih berani menyatakan diri sebagai klenteng daripada vihara. Vihara (dibaca "wihara" - V diucapkan sebagai W) adalah rumah ibadah umat Buddha. Biasanya satu minggu sebelum tanggal satu bulan satu Imlek, yang sudah berumah tangga, semua anggota keluarga membersihkan rumah secara keseluruhan. Semua Hu yang sudah berubah warna dilepas dan diganti dengan baru. Meja sembahyangan dibersihkan, patung-patung Dewa Dewi diturunkan, dicuci dengan sabun dan dibilas dengan air bunga agar bersih dan wangi kemudian. ditata kembali dengan rapi dan siap menyambut tahun baru.

Persiapan apa saja yang dibutuhkan :
Satu atau dua hari sebelum hari H tiba, yaitu tanggal satu bulan satu tahun baru Imlek. Buah-buahan dengan jumlah masing-masing lima buah, lima jenis (apel, jeruk, pear, anggur, jeruk besar, dan lain lain) dan rangkap dua, artinya untuk meja sembahyangan Thian Kung satu set dan untuk meja sembahyangan yang didalam rumah satu set. Hindari memilih jenis buah yang berduri (salak, nanas, dan lainnya).
Meja sembahyangan Tian Gong (Thian Kung) disiapkan. Kemudian Hio besar sesuai kebutuhan, minimum dua batang. Hio kecil secukupnya tergantung anggota keluarga yang ingin sembahyang, masing-masing anggota 12 batang Hio pada tiap meja sembahyang. Lilin yang pantas 2 batang tiap meja (jangan terlalu tinggi dan besar) sebagai penerangan.

Bunga segar untuk meja bila mampu, sebagai pewangi :
Xiang Lu (Hio Lo / tempat Hio) untuk meja Tian Gong. Bila tidak ada yang permanen, dapat dibuat dari kaleng susu besar, dibungkus dengan kertas merah dan diisi beras.
Cangkir kecil (Jiu Jing), tempat teh sebanyak 5 buah untuk masing-masing meja sembahyang. Permen satu piring kecil sebagai pemanis untuk masing-masing meja sembahyang. Minyak wangi disemprotkan ke tangan anggota keluarga saat sebelum sembahyang.
Kain merah sebagai taplak meja Tian Gong. Untuk menjaga keamanan dan keindahan lebih baik diatas taplak meja tadi diberi alas kaca, sebelum buah, lilin, Xiang Lu (Hio Lo) dan lainnya disusun.

Penyusunan / Persiapan Sembahyang :
Letakkan meja Tian Gong menghadap Timur dengan langit-langit terbuka.Pasang taplak meja merah, letakkan kaca diatasnya. Susun Xiang Lu [Hio Lo], cangkir teh setengah lingkaran, lilin disamping kanan kiri, buah-buahan melingkar setengah lingkaran juga, bunga dibelakang kanan kiri meja. Permen di sebelah kanan depan meja. Demikian pula dengan susunan yang sama untuk meja sembahyang yang ada di dalam rumah.

Saat Sembahyang :
Waktu sembahyang pada tanggal satu bulan satu tahun baru Imlek, jam 00:30 sampai 06:00 adalah yang paling baik. Pakailah pakaian yang rapi. Susunlah permohonan permintaan untuk satu Tahun Baru ini, agar tidak ada yang tertinggal. Kepala keluarga memimpin sembahyang dengan Xiang [Hio] besar satu di hadapan Tian Gong, kemudian diikuti dengan 12 Xiang [Hio] kecil. Sembah sujud seperti biasa sembahyang, permohonan-permohonan diutarakan. Setelah selesai diikuti dengan anggota keluarga yang lain, mulai dari pangkat yang tertinggi menurun. Kepala keluarga melanjutkan sembahyang yang sama di meja sembahyangan dalam rumah dengan pola yang sama. Setelah semuanya selesai, tunggu sebentar, sekitar 30 menit. Bila situasi lingkungan tidak mengijinkan, maka meja sembahyangan Tian Gong boleh diberesin / diangkat semua persembahan yang ada, tinggalkan Xiang [Hio] nya saja. Bila situasi mengijinkan maka dapat dibiarkan sampai pagi, sampai lilin dan Xiang [Hio] terbakar habis. Kemudian pagi harinya dilanjutkan dengan adat keluarga masing-masing, seperti berkunjung kerumah orang tua, orang yang dituakan, dan lain lain.

Artikel terkait :
Istilah Tionghoa
Sejarah kedatangan orang Tionghoa di Kalimantan Barat
Kebudayaan masyarakat Tionghoa di Ketapang

2 komentar:

setelah saya test, blog ini dofollow bro. besok akan saya postingkan bagaimana cara melihatnya. sip? ;D

Yang benar gan,,terima kasih sudah berkunjung,namun yang saya takutkan ada kabar baru dan saya juga sering berkunjung ke blognya kang salman di http://www.kucoba.com/2010/06/gawat-blog-dofollow-akan-dihapus.html

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites