Kerajaan Mempawah (KAL-BAR)

Opu Daeng Menambon beserta saudara-saudaranya berasal dari Kerajaan Luwu di Sulawesi Selatan. Mereka dikenal sebagai pelaut-pelaut ulung dan pemberani. Mereka meninggalkan tanah kelahirannya merantau mengarungi lautan luas menuju Banjarmasin, Betawi, berkeliling sampai Johor, Riau, Semenanjung Malaya akhirnya sampai pula di daerah Kerajaan Tanjungpura (Matan).“Dalam perantauannya, kelima bersaudara tersebut banyak membantu kerajaan-kerajaan kecil yang sedang mengalami kesulitan. Kesulitan seperti terlibat pada suatu peperangan, baik perang saudara ataupun baru diserang kerajaan lain. Karena kebiasaan tersebut dan sifat suka menolong terhadap pihak yang lemah inilah mereka terkenal sampai di mana-mana..

Terbukti apa yang dilakukan kelima bersaudara tersebut ketika datang di Kerajaan Tanjungpura. Pada saat itu Kerajaan Tanjungpura sedang terjadi perang saudara, disebabkan adik kandung Sultan Muhammad Zainuddin yang bernama Pangeran Agung menyerang Sultan Muhammad Zainuddin. Ketika saudara tersebut berhasil membantu memadamkan pemberontakan dan kudeta dari Pangeran Agung. Bahkan Opu Daeng Menambon berhasil mempersunting puteri Sultan yaitu Puteri Kesumba cucu dari Panembahan Senggaok.“Dari perkawinan Opu Daeng Manambon dengan Puteri Kesumba, lahirlah sepuluh orang putera-puteri, tapi yang paling terkenal yaitu Utin Chandramidi dan Gusti Jamiril atau Panembahan Adijaya Kesuma Jaya,” katanya.Lanjutnya lagi ketika Opu Daeng Manambon sampai di Senggaok, diadakan serah terima dari Pangeran Adipati kepada Opu Daeng Menambon, kerana Opu Daeng Menambon adalah cucu menantu Panembahan Senggaok. Sehingga Opu Daeng Menambon memangku jabatan Raja Mempawah yang ketiga dan dia memindahkan pusat Kerajaan Mempawah di Sebukit Rama (kira-kira 10 Km) dari pusat Kota Mempawah. Kesepuluh putra-putri Opu Daeng Manambon hanya putrinya Utin Chandamidi adalah isteri Sultan Abdurrahman Alkadrie raja pertama kerajaan Pontianak.

· Peninggalan Kerajaan Mempawah

· Keraton Mempawah,Mesjid Jami Mempawah,Makam Raja-Raja Mempawah

· Upacara Robo’-Robo’

Hari Rabu bulan Safar terakhir dikenal masyarakat Mempawah sebagai hari. Robo-robo adalah nama upacara tahunan (tahun Islam) yang diselenggarakan oleh penduduk daerah Kabupaten Pontianak khusunya dan pada masyarakat keturunan Bugis yang ada di daerah lainnya.


Sumber : M.Natsir,Sos.M.Si
Informasi Budaya

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites